TRIBUNNEWS.COM, SURYA - Setelah Sandi, bocah 4 tahun asal Malang yang tahun lalu diberitakan kecanduan rokok, kini muncul Choirul Anam. Choirul yang biasa dipanggil Irul baru berusia 26 bulan atau 2 tahun 2 bulan. Namun, ketika memegang sebatang rokok dan mengisapnya, gaya Irul sudah mirip orang dewasa —menunjukkan bahwa ia sudah terbiasa menghisap barang yang mengandung nikotin itu.
Putra ketiga pasangan (alm) Asmad dan Salamah (27), warga Jl Hangtuah Gang Nanas No 3, Kel Ngemplak, Kec Gadingrejo (Kota Pasuruan) ini mulai kecanduan rokok sejak usia empat bulan. Kini, dalam sehari bocah itu tidak bisa untuk tidak merokok. Ia bisa menghabiskan tiga batang rokok.
Menurut Abidin Slamet (51), kakek Irul, kebiasaan merokok cucunya diawali dari ketertarikan Irul terhadap rokok yang ditinggalkan kakeknya. Tanpa sepengetahuan si kakek, Irul mengambil rokok yang ditinggal dalam kondisi menyala.
“Rokok itu saya tinggalkan saat mandi. Nggak tahunya, rokok itu diambil dan diisap Irul. Saat saya minta, ia malah marah-marah,” ujar Abidin Slamet, yang sehari-hari bekerja sebagai penjual daging ayam potong di Pasar Besar Kota Pasuruan.
Selanjutnya setelah itu, Irul sulit dicegah untuk tidak merokok. Ia kemudian menjadi biasa, dan bahkan kecanduan. Karena itu, di waktu-waktu tertentu ketika sudah tak bisa menahan diri, Irul memaksa meminta rokok. Malahan, ketika dilarang menyalakan rokok, ia pernah berani melawan kakeknya dengan menghunus-hunuskan pisau daging.
Pihak keluarga pernah membawa dan memeriksakan Irul ke puskesmas di dekat tempat tinggalnya. Puskesmas menyarankan agar perhatian Irul terhadap rokok dialihkan dengan memberinya iming-iming berupa permen atau makanan ringan lain. Namun, upaya ini tidak berhasil. Setelah permen habis, tetap saja Irul meminta jatah rokok kepada kakeknya.
Terkait kebiasaan buruk Irul ini, Abidin Slamet berharap ada pihak-pihak yang bisa turut membantunya untuk menghentikan kebiasaan merokok itu. Abidin yang tak tega melihat cucu kesayangannya itu merengek meminta rokok, berharap Irul kembali hidup normal seperti anak balita sebayanya, yakni tanpa merokok.
Putra ketiga pasangan (alm) Asmad dan Salamah (27), warga Jl Hangtuah Gang Nanas No 3, Kel Ngemplak, Kec Gadingrejo (Kota Pasuruan) ini mulai kecanduan rokok sejak usia empat bulan. Kini, dalam sehari bocah itu tidak bisa untuk tidak merokok. Ia bisa menghabiskan tiga batang rokok.
Menurut Abidin Slamet (51), kakek Irul, kebiasaan merokok cucunya diawali dari ketertarikan Irul terhadap rokok yang ditinggalkan kakeknya. Tanpa sepengetahuan si kakek, Irul mengambil rokok yang ditinggal dalam kondisi menyala.
“Rokok itu saya tinggalkan saat mandi. Nggak tahunya, rokok itu diambil dan diisap Irul. Saat saya minta, ia malah marah-marah,” ujar Abidin Slamet, yang sehari-hari bekerja sebagai penjual daging ayam potong di Pasar Besar Kota Pasuruan.
Selanjutnya setelah itu, Irul sulit dicegah untuk tidak merokok. Ia kemudian menjadi biasa, dan bahkan kecanduan. Karena itu, di waktu-waktu tertentu ketika sudah tak bisa menahan diri, Irul memaksa meminta rokok. Malahan, ketika dilarang menyalakan rokok, ia pernah berani melawan kakeknya dengan menghunus-hunuskan pisau daging.
Pihak keluarga pernah membawa dan memeriksakan Irul ke puskesmas di dekat tempat tinggalnya. Puskesmas menyarankan agar perhatian Irul terhadap rokok dialihkan dengan memberinya iming-iming berupa permen atau makanan ringan lain. Namun, upaya ini tidak berhasil. Setelah permen habis, tetap saja Irul meminta jatah rokok kepada kakeknya.
Terkait kebiasaan buruk Irul ini, Abidin Slamet berharap ada pihak-pihak yang bisa turut membantunya untuk menghentikan kebiasaan merokok itu. Abidin yang tak tega melihat cucu kesayangannya itu merengek meminta rokok, berharap Irul kembali hidup normal seperti anak balita sebayanya, yakni tanpa merokok.
sumber
No comments:
Post a Comment